Apabila seorang perempuan dia menikah. Maka cerminan kepada perempuan itu adalah suami dia. Kerana suami adalah pemimpin dan isteri adalah orang yang di pimpin. Kalau isteri baik belum tentu suami baik. Sebab itu kalau isteri masuk Syurga belum tentu suami juga akan masuk Syurga.
Dalam memilih pasangan hidup ini kaum perempuan kena lebih ‘memilih’. Bukan saya nak kata lelaki tak boleh memilih tapi hidup di akhir zaman ini kaum perempuan lebih berhak untuk memilih. Sebab dia sedang memilih pemimpin untuk kehidupan dia selepas dah hidup berdua nanti.
Syurga seorang isteri itu terletak pada suaminya. Dan redha Allah pada isteri adalah bergantung kepada redha suami pada isterinya. Perempuan itu ibarat madrasah. Jika baik madrasah yang di bina maka baiklah yang lainnya. Suami adalah pemimpin kepada madrasah itu.
Perempuan itu untuk di bimbing dan di didik dengan keimanan. Tapi kalau yang mendidik itu lahir dari yang kayu bengkok mana mungkin yang di didik itu akan lurus. Bukan lelaki tak boleh memilih. Tapi kerana kaum perempuan itu lebih berhak untuk di lindungi.
Cukuplah akhir zaman ini ramai kaum perempuan tak di hargai oleh suami. Nafkah anak-anak tak di beri seolah-olah lepas berce rai lepas segala tanggungjawab. Belum sempat melahirkan anak tapi sudah di ce raikan. Sekalipun agama membenarkannya.
Begitukah cara seorang lelaki menjaga amanah dari Allah untuk dia?
Kepada perempuan di luar sana jangan memilih pasangan hidup semudah kalian nak membeli kangkung di pasar pagi. Agama telah tunjuk contoh lelaki yang baik untuk di jadikan suami. Jika lelaki yang di pilih baik agamanya itu tak baik. Bukan salah pada agama tapi penunghgang agama itu yang salah.
Kalau kalian dah jumpa lelaki yang kalian yakin baik agamanya. Boleh jaga kalian dan anak-anak kalian kelak nanti. Hargai lah dia seperti mana dia menghargai kalian. Dan sentiasalah memohon petunjuk dari Allah.
Allah lebih Maha Mengetahui apa yang baik buat kita dan apa yang tak baik buat kita.
Apa Kata Anda? Dah Baca, Jangan Lupa Komen Dan Share Ya. Terima Kasih!!
Baik atau buruknya seseorang tidak bisa dikarenakan oleh orang lain. Itu semua karena dirinya sendiri.
ReplyDeleteAsiah istri Firaun, juga tidak menjadi buruk karena Firaun.
Istri Nabi Luth yang tertinggal, juga tidak menjadi baik karena Nabi Luth.
Semuanya adalah nafsi nafsi. Tidak akan orang menjadi baik karena orang lain. Yang menjadi orang itu baik adalah hidayah dari Allah semata.