Bertambah lagi seorang Dokter Deny Dwi Yuniarto asal Madura meninggal dunia akibat virus corona. Pria yang akrab disapa Dokter Deny ini meninggal dunia akibat Covid-19 pada (15/6/2020) lalu.
Sebelumnya kedua orangtua Dokter Deny ternyata juga dikabarkan meninggal dunia akibat terpapar virus corona.
Kini tanpa suami dan kedua mertuanya, istri Dokter Deny dan anak semata wayangnya harus menjalani isolasi lantaran ikut terpapar Covid-19.
Kematian Dokter Deny akibat virus corona begitu viral di media sosial.
Tak hanya lantaran dirinya seorang tim medis, namun pesan terakhir Dokter Deny rupanya ikut ramai disorot.
gambar
Bahkan curhat pilu terakhir Dokter Deny sempat menjadi pesan berantai yang beredar di publik.
Berikut rangkuman fakta lengkap tentang Deny Dwi Yuniarto, dokter Madura yang gugur karena Covid-19.
1. Kronologi dokter Deny Gugur
Plt. Kepala Dinas Kesehatan mengatakan, Almarhum Dokter Deny terjangkit virus corona setelah melakukan pemeriksaan secara mandiri bersama istrinya di salah satu Rumah Sakit Kabupaten Pamekasan pada 10 Juni 2020.
Kemudian pada 13 Juni 2020 melakukan perawatan di Rumah Sakit Unair Surabaya.
"Setelah menjalankan perawatan dua hari, pada Senin pagi almarhum meninggal sehingga, dipulangkan ke tempat tinggalnya untuk dimakamkan sesuai protokol kesehatan covid-19," ujarnya kepada TribunMadura.com.
Agus Mulyadi menuturkan, selesai melakukan pemeriksaan di RS Pamekasan, istrinya berinisial E (32) sebagai dokter di Puskesmas Robetal juga terkonfirmasi positif covid-19.
Sehingga langsung dilakukan isolasi di RSUD dr. Mohammad Zyn Sampang.
"Tapi hari ini diberangkatkan ke salah satu RS di Surabaya," terangnya.
2. Kondisi rekan sejawatnya
Setelah Dokter Deny gugur dan istrinya dinyatakan positif Covid, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Sampang, Madura telah melakukan rapid tes terhadap sejumlah tenaga medis di Puskesmas Tambelangan dan Robatal.
Seperti diketahui, selama ini dokter Deny bertugas di Puskesmas Tambelangan sedangkan istrinya berdinas di Puskesmas Robatal.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Sampang, Agus Mulyadi mengatakan dengan adanya salah satu dokter berstatus positif di dua puskesmas itu, pihaknya melakukan rapid tes terhadap semua pegawai di masing-masing puskesmas.
Di setiap UPT puskesmas ada sekitar 60 sampai 65 tenaga medis sehingga, jumlah keseluruhan yang di rapid tes pada dua puskesmas lebih dari 100 orang.
"Kami merapid tes semua tenaga medis di Puskesmas Tambelangan dan Puskesmas Robatal secara merata," ujarnya kepada TribunMadura.com, Selasa (16/6/2020).
Ia menambahkan, untuk hasil rapid tes hanya ada tujuh tenaga kesehatan reaktif dari Puskesmas Robatal.
"Sedangkan untuk Puskesmas Tambelangan semuanya non reaktif," ucap Agus Mulyadi.
Mengetahui hal itu, dari tujuh tenaga kesehatan tersebut akan dilakukan uji swab yang dijadwalkan pada 18 Juni 2020.
"Mudah-mudahan hasilnya nanti negatif," harapnya.
Gugus Tugas Covid-19 Sampang juga melakukan penutupan pelayanan di dua Puskesmas itu sebagai bentuk upaya memutus mata rantai penyebaran covid-19.
Penutupan pelayanan dilakukan mulai kemarin dan akan berjalan selama 7 hari, sehingga hari Senin pekan depan akan buka kembali.
3. Orangtuanya juga meninggal karena Covid-19
Meninggalnya Dokter Deny menambah duka bagi keluarganya.
Sebab, sebelumnya orangtua Dokter Deny juga meninggal karena terpapar covid-19.
Tiga hari sebelum dokter Deny, ibu kandungnya juga meninggal dunia karena diserang Covid-19.
Sebelum kematian ibu kandungnya, ayah kandung Dokter Deny yang merupakan perawat senior di RSUD Sampang, juga meninggal dunia, Minggu (7/6/2020).
Saat ini, istri almarhum Dokter Deny bersama dengan anak semata wayangnya yang masih berusia 1 tahun, tengah menjalani isolasi di RSUD Sampang, setelah terkonfirmasi positif Covid-19.
"Kami betul-betul berduka, karena keluarga besar dr D merupakan tenaga medis di Kabupaten Sampang yang sama-sama berjuang untuk melawan Covid-19, namun harus gugur karena terserang Covid-19," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Sampang, Juwardi, saat dihubungi Kompas.com, Senin.
4. Pesan menyentuh Dokter Deny viral
Pesan menyentuh Dokter Deny Dwi Yuniarto sebelum gugur terinfeksi virus corona (covid-19) viral di media sosial.
Pesan menyentuh Dokter Deny Dwi Yuniarto itu dibagikan kepada rekan sejawatnya saat sudah dirujuk ke Surabaya.
Di antaranya kepada Agus Suryantono, Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sampang.
Catatan itu kemudian menjadi pesan berantai.
"Ini adalah realitas yang kita hadapi. Kita tidak meminta dipuja.
Kita tidak meminta disanjung Kalau memang anda harus keluar rumah karena pekerjaan dan perputaran ekonomi, insya Allah kita akan memahami.
Tapi jangan curigai kami mengada-ada dengan penyakit ini Karena kita tidak akan tau penyakit ini mengenai siapa dan dimana".
Menurut Agus, pesan itu menjadi peringatan bahwa tenaga medis dalam menangani Covid-19 tidak membutuhkan pujian dan sanjungan. Tenaga medis rela mengorbankan hidupnya demi menangani corona.
Selain itu, pesan Dokter Deny mengingatkan bahwa corona nyata adanya, bukan mengada-ada karena korbannya keluarga dokter sendiri.
"Pesan lainnya dari dr D bahwa corona bukan rekayasa. Jadi, kita semua diajak agar selalu waspada agar tidak seperti nasib dr D," ungkap Agus Suryantono dikutip dari kompas.com, Senin (15/6/2020).
0 Response to "Ortu Meninggal, Istri Kena C0r0na, Kini Nyawa Dr Denny Tak Tertolong, Curhatnya Jadi Pesan Berantai"
Post a Comment