Suatu hari Heri yang sedang asyik menonton TV tiba-tiba mendapat telepon dari teman SMAnya dulu, Riko. Riko yang dulunya adalah ketua OSIS pun mengajak Heri untuk reuni pada akhir minggu ini.
Dengan gembira Heri pun mengiyakan dan mengusulkan untuk reuni di sebuah restoran hotel bintang lima.
Dan hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Heri sangat kaget melihat perubahan teman-temannya yang sudah tidak dijumpainya selama puluhan tahun. Yang perempuan memakai gaun indah dan berdandan tebal, sedang yang laki-laki memakai jas dan berperut besar.
Hanya Heri yang memakai baju kemeja biasa dan jaket sederhana. Reuni yang dikiranya akan terasa hangat ternyata malah terasa sangat asing.
Setelah semuanya sudah tiba, Riko yang mengadakan acara pun berdiri dan membuka suara. "Teman-teman, reuni kali ini bisa makan di tempat sebagus ini, semuanya berkat rekomendasi dari Heri loh!"
(foto: ilustrasi)
Semua langsung mengarahkan pandangan ke arah Heri dan bertanya-tanya, "Kok bisa tahu hotel sebagus ini? Jadi kaya nih orang! Pasti kamu sering berbisnis ke sini yah? Ayo cerita-cerita!"
Heri yang memang tidak suka menyombong hanya mengibas-ngibaskan tangannya dan merendah diri berkata, "Yah hidup seperti biasa lah.. Nggak jadi kaya kok.."
(foto: ilustrasi)
Mereka melihat penampilan Heri yang sederhana dan mempercayai perkataannya. Semua mulai melanjutkan pembicaraan lagi dan mulai memamerkan bisnis, lalu anak-anak mereka.
Ada yang anaknya akan bermigrasi ke Eropa dan membuat iri banyak orang. "Wah, iri deh, kamu bentar lagi bakal ikut ke LN dong"
Ada juga yang putrinya berhasil jadi manager di perusahaan internasional, gajinya ratusan juta per tahun.
Topik pembicaraan mereka semua mengarah ke uang, mobil, rumah, dan harta. Heri yang merasa kecewa pun hanya bisa menghela nafas dan ingin sekali cepat-cepat beranjak dari tempat ini.
(foto: ilustrasi)
Lalu, teman-temannya pun mulai bertanya kepada Heri. "Lantas gimana anakmu Her? Kerja apaan?"
Heri dengan rendah hati berkata, "Dia nggak sesukses anak-anak kalian.. Kerjanya di kota ini juga."
Teman-temannya pun mulai berkata, "Anak muda harusnya pergi merantau ke luar negeri untuk melihat dunia, ngapain di kota? Dia pasti belum menikah kan? Perempuan zaman sekarang susah didapetin loh!"
Heri pun menggelengkan kepalanya berkata," Anakku terlalu sibuk bekerja dan nggak punya waktu berpacaran. Nanti kalau sudah waktunya pasti dia bakal ketemu kok."
"Wah, kalau kamu ada kesulitan bilang saja ke kami, mau nggak kami carikan pekerjaan yang lebih bagus untuk anakmu? Biar aku tanyakan ke anakku."
Heri menggelengkan kepalanya lagi dan menolak halus. "Anakku sangat menyukai pekerjaannya.."
Teman-temannya mulai menertawai kebodohan Heri karena Heri tampak miskin dan anaknya juga tidak punya masa depan..
Setelah hidangan selesai dimakan, saat membayar bon, semuanya pun saling menunggu untuk dibayari. Mereka begitu membesar-besarkan kekayaannya saat reuni, seharusnya ada yang akan berteriak untuk membayar bon, namun tidak kunjung ada yang membuka suara. Siapa sangka, dalam keadaan hening itu Heri langsung memanggil pelayan dan meminta untuk membungkus makanan yang masih tersisa. Tindakannya kali ini langsung membuat teman-teman lamanya tertawa lagi.
Tiba-tiba, seorang pemuda tampan yang tampak perlente masuk ke ruangan. Ia memperkenalkan dirinya sebagai pemilik hotel dan bertanya kepuasan semuanya tentang rasa masakan dan pelayanan hotel.
Semua orang mengangguk puas dan memuji kelezatan masakannya. Dengan tersenyum lebar, pemuda itu lalu menghampiri Heri dan menepuk pundak Heri sambil berkata, "Ayahku sudah dari jauh-jauh hari menanti-nantikan reuni ini. Ia sangat senang bisa bertemu dengan tante dan om semua. Makanan kali ini biar kami yang traktir yah.."
Mendengar kalimat dari pemilik hotel, semua teman Heri langsung terkejut dan terdiam malu. Ternyata anak Heri adalah pemilik hotel!
0 Response to "Ditertawai karena Terlihat Miskin di Reuni, Pas "Putranya" Menjemput, Semua Terdiam!"
Post a Comment