BARU SEHARI Masuk Sekolah, 2 Siswa Terinfeksi C0r0na, Padahal Sudah Pakai Masker dan Jaga Jarak


Dua siswa langsung terinfeksi virus corona di hari pertama masuk sekolah.

Padahal sudah jaga jarah, pakai masker dan cuci tangan. Lalu apa yang salah dengan pelaksanaan hari pertama sekolah di Inggris ini?

Begitulah. Pada Senin tanggal 1 Juni 2020 kemarin, sekolah-sekolah di Inggris mulai dibuka kembali.

Walau pandemi virus corona (Covid-19) masih terjadi, namun pihak sekolah tetap menyakini bahwa mereka akan melakukan social distancing demi keamanan para siswa.


Hanya saja, fakta di lapangan berbeda.

Pasca semingu masuk sekolah,  puluhan siswa di Inggris dinyatakan positif virus corona.

Dua di antaranya berasal dari Sekolah Dasar St. Paul Church of England di Wibsey, Bradford.

Dilansir dari mirror.co.uk pada Sabtu (6/6/2020), pengumuman itu di sampaikan pihak sekolah kepada orangtua lainnya.

Pengaturan posisi duduk siswa minimal 1 meter di Hanoi, karena pandemi corona (AFP)


Sebab, dua siswa itu merupakan saudara kandung.

Selain itu, sekolah juga akan ditutup lagi  karena mereka akan melakukan isolasi diri.

Ini demi mencegah tertular virus corona karena tidak ada yang tahu siapa saja yang sudah melakukan kontak dengan dua siswa tersebut.

Bahkan kepala sekolah Cath Palmer telah menuliskan surat kepada orangtua lainnya pada hari Rabu.
"Pada hari Senin 1 Juni, kami diberitahu bahwa dua anak yang baru-baru ini bersekolah telah dinyatakan positif Covid-19 selama akhir pekan."

"Mereka berasal dari rumah yang sama."

"Oleh karenanya setelah mendapat informasi dari Kesehatan Masyarakat Inggris dan Departemen Pendidikan, kami telah mengikuti prosedur keamanan."

Siswa sekolah menengah mencuci tangan di tempat cuci tangan potable sebelum mereka kembali ke rumah ketika Pemerintah Rwanda memutuskan untuk memulangkan siswa sekolah setelah kasus pertama virus corona COVID-19 pertama ditemukan pada 13 Maret di Kigali, pada 16 Maret 2020. (STRINGER / AFP)

"Di mana kami memberi tahu semua orangtua anak-anak dan staf yang mungkin telah melakukan kontak dengan mereka yang terinfeksi untuk segera melakukan isolasi diri."

 Untuk berjaga-jaga, pihak sekolah juga telah melakukan penyemprotan disinfektan pada hari Senin dan Selasa.

Berjaga-jaga untuk pencegahan ekstra.

Tak hanya itu, sekolah juga akan ditutup  lagi dan baru akan dibuka pada Senin tanggal 15 Juni.

Artinya selama 2 minggu ke depan para siswa di Sekolah Dasar ini akan kembali belajar di rumah.

Apa yang terjadi disejumlah sekolah membuat orangtua semakin khawatir.

Sebab, walau pemerintah dan sekolah nampak selalu berhati-hati dan menjaga jarak, bahkan telah mengikuti semua prosedur yang benar yang disarankan oleh Public Health England, nyatanya masih ada kasus positif virus corona terjadi.

Fakta Mengerikan Lonjakan Corona di Korea Selatan Begitu Sekolah Dibuka, Warning Buat Indonesia?

Lonjakan kasus positif corona begitu sekolah dibuka di Korea Selatan, akankah menjadi warning bagi Indonesia yang sesaat lagi juga akan memasuki tahun ajaran baru 2020?

Seperti diketahui, Korea Selatan menjadi satu di antara negara yang telah menerapkan new normal.

Dikutip Tribunnews dari Sky News, sayangnya setelah ratusan sekolah, museum dan galeri seni sudah dibuka kembali, negara tersebut justru mendapatkan lonjakan kasus.

Akhirnya, Negeri Gingseng itu terpaksa menutup kembali ratusan sekolah, museum dan galeri seni.

Bahkan, tiga hari terakhir setelah menerapkan new normal, terdapat 177 kasus Covid-19 baru yang dilaporkan.

Alhasil, lonjakan kasus tersebut  memberikan ancaman yang menakutkan bagi negara lain.

Kegiatan penyemprotan disinfektan di sebuah sekolah di Korea Selatan. (VOA/AP)

Padahal, selama pandemi berlangsung,  Korea Selatan menjadi satu di antara negara yang dianggap sukses menangani pandemi.

Diketahui, pada Kamis (28/5/2020), dilaporkan 79 orang telah terinfeksi virus.

Esoknya, sebanyak 58 kasus virus corona baru dilaporkan pada hari Jumat (29/5/2020).

Temuan kasus tersebut muncul  di daerah metropolitan Seoul yang padat penduduk.

Lonjakan kasus ini merupakan satu di antara lonjakan besar setelah lebih dari 50 hari tidak ada lonjakan kasus.

Korea Selatan Mendeteksi Kluster Baru Covid-19, 2 Hari setelah Fasilitas Publik Kembali Normal (AA)



Sebagian besar kasus baru terkait  dengan pusat distribusi di Bucheon, di sebelah barat ibu kota Seoul.

Para pejabat berupaya keras untuk menekan transmisi virus yang terkait dengan gudang perusahaan e-commerce terbesar di negara itu, Coupang.

Pasalnya, mereka menuturkan fasilitas di gedung itu tidak sepenuhnya mematuhi langkah-langkah pengendalian infeksi.

Pembatasan nasional di Korea Selatan diketahui telah dicabut pada 6 Mei 2020 lalu.

Pemerintah pun telah menanggapi lonjakan kasus baru dengan menutup fasilitas umum.

Pusat uji drive-through di Seoul ini adalah satu dari puluhan di seluruh negeri (BBC)

Di antaranya seperti taman, museum  dan teater yang dikelola pemerintah di wilayah metropolitan selama dua minggu ke depan untuk memperlambat penyebaran.

Lebih dari 250 sekolah yang baru dibuka kembali diperintahkan untuk ditutup kembali.

Sementara para pejabat juga menyarankan ruang permainan komputer di sekitar ibukota untuk ditutup selama periode tersebut atau bila tidak menerapkan langkah-langkah pencegahan Covid-19.

"Dua minggu dari sekarang akan sangat  penting dalam mengatasi infeksi," kata Menteri Kesehatan Park Neung-hoo.

Seorang pria berbicara kepada seorang perawat selama tes virus corona di sebuah bilik pengujian di luar RS Yangji, Seoul, Selasa (17/3/2020). Sebuah rumah sakit di Korea Selatan telah memperkenalkan "bilik telepon" - fasilitas pengujian coronavirus agar staf medis tidak perlu menyentuh pasien secara langsung dan mengurangi waktu disinfeksi. (AFP/Ed JONES)

Dia menyerukan warga di daerah metropolitan untuk menghindari pertemuan yang tidak perlu dan mendesak perusahaan agar karyawan yang sakit tidak masuk kerja.

Angka-angka baru yang diumumkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea membawa total nasional menjadi 11.402 infeksi dan 269 kematian.

Perdana Menteri Chung Sye-kyun pun meminta para pejabat untuk memeriksa kondisi kerja di gudang-gudang perusahaan e-commerce yang mengalami peningkatan pesanan selama pandemi.

Termasuk juga tempat kerja padat lainnya di mana risiko penularan infeksi tinggi.

Begitu New Normal Berlaku, Siap-Siap Hadapi 5 Perubahan Drastis Ini

Beberapa hal berikut ini mungkin saja akan menjadi kenormalan baru atau new normal di restoran selama vaksin corona belum ditemukan. Mulai bawa alat makan sendiri hingga modifikasi tempat duduk.

Wabah virus corona hingga kini masih terus melanda berbagai negara di dunia.

Dikutip TribunStyle.com dari worldometers.info, hingga kini telah lebih dari 5 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia.

Sementara itu, di Indonesia terdapat lebih dari 24 ribu kasus covid-19 yang tersebar di 34 provinsi.

Pemerintah pun masih terus meminta  masyarakat untuk tertib dalam menjalankan physical distancing.

Selain itu, Presiden Joko Widodo juga mengimbau masyarakat bersiap untuk menghadapi tatanan kehidupan baru atau new normal sebelum vaksin corona ditemukan.

New normal sebenarnya merupakan konsep pola hidup baru yang dihimbau oleh World Health Organization atau WHO untuk mengatasi virus corona.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesu menyebutkan sejumlah hal yang harus diperhatikan pemerintah suatu wilayah atau negara untuk melonggarkan pembatasan terkait pandemi Covid-19.

Salah satunya adalah mendidik, melibatkan, dan memberdayakan masyarakatnya untuk selalu menjaga kebersihan.

Hal tersebut bukan tak mungkin akan merubah kebiasaan-kebiasaan masyarakat termasuk saat berada di tempat makan atau restoran.

Mulai dari membawa alat makan sendiri hingga modifkasi tempat duduk.

Nah, berikut ini TribunStyle rangkum 5 hal yang bisa saya menjadi kebiasaan saat kebijakan new normal dijalankan

1. Pemanfaatan teknologi

Sebelum mewabahnya virus corona, sejumlah restoran sebenarnya telah banyak yang menerapkan kebiasaan berbasis teknologi seperti saat memesan menu.

Para pengunjung biasanya memilih dan memesan menu menggunakan tablet yang disediakan oleh restoran.

Bila nantinya new normal dijalankan, bukan tak mungkin peran manusia di sebuah restoran akan diminimalisir lantaran banyak diambil alih oleh alat yang canggih.

Hal tersebut tentunya akan semakin mengurangi kontak fisik yang terjadi pada tiap-tiap manusia.

2. Jumlah Pengunjung Dibatasi

Selain pemaksimalan teknologi, pembatasan jumlah pengunjung dalam suatu waktu bisa saja terjadi.

Pengelola restoran mungkin tidak akan membiarkan tempat usahanya diisi pengunjung secara 100%.

Hal itu dimaksudkan untuk tetap mematuhi aturan jaga jarak atau physical distancing sebelum vaksin corona benar-benar ditemukan.

3. Wajib pakai alat pelindung diri


Setiap individu yang berada di dalam restoran sudah seharusnya memperhatikan kesehatan diri sendiri.

Masker dan hand sanitizer mungkin akan menjadi barang wajib bagi setiap orang bila nantinya new normal mulai diberlakukan.

Bila sedang makan, face shield sepertinya terasa lebih memudahkan dibandingkan masker.

4. Bawa Alat Makan Sendiri

Hal selanjutnya yang mungkin terjadi saat new normal dimulai adalah kebiasaan membawa alat makan sendiri.

Mulai dari sendok, garpu, botol atau tumbler, atau bahkan wadah makanan.

Terdengar repot memang, namun hal itu bisa saja menjadi perlindungan yang efektif.

Itu termasuk bawa alat makan sendiri ke kantor atau ke sekolah.

Tak lagi bisa alat makan dipakai rame-rame, meski dicuci ulang.

5. Modifikasi tempat duduk

Restoran biasanya menyediakan meja makan dan tempat duduk yang memungkinkan pengunjungnya untuk tetap berinteraksi.

Selain itu, hal tersebut juga memudahkan pembeli menikmati menu porsi besar untuk beberapa orang.

Namun, bila nantinya new normal dimulai mungkin saja pihak restoran akan memodifikasi meja makan dan tempat duduknya.

Setiap tempat duduk bisa saja akan diberi sekat berupa plastik bening.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "BARU SEHARI Masuk Sekolah, 2 Siswa Terinfeksi C0r0na, Padahal Sudah Pakai Masker dan Jaga Jarak"

Post a Comment