
Sekelompok Muslim di Sterling Heights, Michigan, Amerika Serikat menggugat kebijakan pemerintahnya yang melarang pendirian Masjid. Kasus ini pertama kali muncul pada musim panas tahun lalu. Kemudian, kasus ini sempat dianggap selesai setelah pengambilan suara tentang aturan boleh tidaknya pembangunan masjid, dimenangkan secara telak bahwa pembangunan masjid dilarang dengan perolehan suara 9-0.
Ketika itu, alasan pemerintah menolak pembangunan masjid adalah kemacetan. Namun, seiring berjalannya waktu terungkap dari email
pribadi para pejabat setempat bahwa untuk menolak paham terorisme.
Mereka beranggapan, pembangunan masjid nantinya dikhawatirkan para
pemimpin rumah ibadah Islam itu akan menjadi teroris.
Pejabat kota mengungkapkan, terdapat dua
warga telah menghubungi Wali Kota Sterling Heights, Michael Taylor dan
perencana kota Donald Mande. Ia mengatakan, pimpinan proyek pembangunan
Masjid itu memiliki hubungan dengan teroris.
Informasi itu pun membuat
kaget pejabat kota dan kepala polisi setempat. Bahkan, Komisi
Perencanaan pu menolak rencana proyek pembangunan Masjid. Kemudian untuk
menindaklanjutinya, salah satu email pejabat menjelaskan,
dirinya menanyakan tentang bisa atau tidaknya FBI dihubungi untuk
melakukan penyelidikan kepada seorang imam yang akan memimpin masjidnya.
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan sang imam masuk dalam
‘radar’ (daftar orang yang dicurigai termasuk kelompok terorisme).
Dilansir dari okezone.com, kabar ini
akhirnya memicu kemarahan komunitas Muslim Amerika. Mereka menganggap,
Pemerintah Kota Sterling Heights telah mendiskriminasi Muslim. Anggapan
ini dijelaskan dalam gugatannya.
“Kita semua tahu, ada masa dalam sejarah
kita ketika AS dirundung sentimen anti-Katolik, anti-Yahudi,
anti-Jepang, hingga anti kulit hitam. Semua itu terpatri selamanya dalam
sejarah kita. Sebagai penegak Konstitusi AS, kami optimistis akan
datang hari ketika anti-Muslim juga muncul. Itu sebabnya kami mengajukan
gugatan ini. Tak lain untuk melanjutkan perjuangan melindungi hak-hak
semua kelompok minoritas di AS,” terang Azzam Elder, pengacara komunitas
Muslim di Michigan, seperti dinukil dari okezone.com, Jumat
(12/8/2016).
Sedangkan pengacara lain, Mohammed
Abdrabboh menjelaskan, diperlukan sejumlah bukti untuk melalukan
penyelidikan seseorang. “Sayangnya dalam iklim yang kita hadapi, orang
sangat mudah mengeluarkan kata ‘teroris’. Ini adalah kata paling buruk
dalam bahasa Amerika saat ini. Ini menodai reputasi orang, meninggalkan
noda pada orang-orang yang tidak bersalah,” jelasnya.
Aktivis lokal, Asha Noor juga meluapkan kemarahannya dengan kebijakan pemerintah itu.
Dilansir dari republika.co.id, gugatan
yang diajukan di Pengadilan Distrik AS di Detroit pada Rabu (10/8/2016)
berbunyi : “Tidak ada pilihan lain, American Islamic Community Centre
telah mengajukan gugatan mencari bantuan yang berkeadilan untuk
membangun masjid.”Itu keterlaluan. Ini jelas upaya kota untuk memastikan
bahwa umat Islam tidak diberikan hak konstitusional mereka untuk
berkumpul dan memiliki tempat ibadah.”
Sedangkan Michael Taylor hingga sekarang
masih enggan berkomentar. Menanggapi masalah ini, Jaksa penuntut umum,
Barbara McQuade mengatakan, Kantor Jaksa AS bekerja sama dengan
Kementerian Kehakiman setempat langsung menyelidiki kasus ini untuk
mendapat kejelasan hukumnya.
0 Response to "Tak Diijinkan Bangun Masjid, Kelompok Muslim Lakukan Ini"
Post a Comment